Kronologis kata the justru, sub-culture dari magic mushroom (part2) oleh:mr.elegigeligeli

mushroom mushroom mushroom... diambil dari bahasa sang sekerta (mush= mas, room = kamar) yang berarti kamar emas... begitu anda ingin memasuki kamar yang berisi emas, otomatis jiwa buas anda akan keluar... tapi bagaimana kalau sebelas mas mas keringatan bau ketek didalam satu kamar ruang 2x3? Otomatis jiwa anda terganggu. Itu prinsip ketika anda menegak minuman berwarna keruh antara warna kecoklatan, entah itu bisa berwarna merah keruh bila dicampur fanta merah atau fanta orange... Izinkan saya sharing pengalaman pribadi saya yang terjadi sekitar 5 tahun lalu.

Si Bispak, luwchu, fantat, homban (homo bangsat), dan saya sendiri. (nama berikut bukan nama sebenarnya, demi menjaga pertemanan yang indah dan erat serat kancut.)

Bispak datang, tanpa membawa oleh2 dan hanya membawa diri beserta uangnya yang berada dimesin atm... Brengsek pikirku, pasti sibispak ingin mabuk2an di bali. lalu dia melontarkan kata2 'nyet, gue ga mo sadar selama gue di bali! Pokoknya gue mo mushroom!'... Musrom? okelah (kebetulan saya pengedar musrom sudah dari awal abad 21, jadi tidak sulit untuk mencarinya.)... suatu kebetulan tanpa dikomando dan babibubebo teman saya si luwchu, homban, dan si fantat (kelakuannya kaya fantat, kentut ga bilang2/kurang ajar.) ikut bergabung... perbincangan ini berakhir di kostan si fantat lalu beranjak ke gang mushroom daerah sekitar kuta sanaan lagi...
Bispak entah kebanyakan duit atau baru bobol lemari penyimpanan duit emaknya yang ditabung selama hidupnya untuk kosmetik muka dan perhiasan2 mencolok mata babenya, langsung membayar semua minuman yoi itu... nyet nyet, minum2 semua mari kita menggila!!
Ngehek! dengan dengkul gemetaran, lubang pantat kembang kempis kutegak tanpa dosa... sesudah ku menegak minuman itu, fiuh.... ga terjadi apa2! yaelah, nyet bispak... buat ape loe buang2 duit bayarin kita?mending buat kita karaokean kek, ato buat makan dikudeta sepuasnye... huh.

Selang 5 menit setelah tegukan musrom, membakar rokok ditangan dan berbincang bincang tanpa arah tujuan, kami berlima duduk2 di distro teman ketawa2 eksotis ngga jelas. ngentiaw. Masuk menit ke 15, tatapan ariel peterpan saya mendadak keluar secara 'natural', nampak langit bergelinjang dengan warna warni dominasi kuning hijau dan saya melihat muka2 teman saya berubah seperti kodok bancet! muka melendung2 totol2 jijik seperti kutil sebesar setengah bola pingpong memenuhi muka si bispak, luwchu, fantat dan homban. Ow shit pikir ku! Inilah yang disebut trance psychadelic analing otak saya (maaf bahasa amewrika saya suka terlontar...), lalu perasaan geli2 merasuki badan gymnastic saya dan merasa basah sebasah basahnya didaerah selangkangan.... Tiba2 celana jeans saya, pas di bagian itu saya basah seperti kencing dicelana! Berdirilah saya dan berteriak kencang "GUE KENCING DICELANAAAA!!!".

Luwchu berkata: "duch, teriak2 deh kaya banci! Jelas2 celana lo fine2 aje tuh... Jangan2 lo fetish musrom ampe ngerasa ngecrot dicelana? (penyimpangan seksual)
Saya: Ngefret, ini liat dong yang bener! Gue malu abis!
Bispak: Nyahahaha, lo mabuk nyetttt!
Homban: ude2 duduk lo nyet, cuman perasaan lo aje kok.

Lalu saya duduk kembali dengan sok manis setengah muka kecut karena itu hanya khayalan kencing dicelana akibat efek musrom. Brengsek, penampakan2 lainnya pun berlanjut. Di kaca distro teman saya, saya melihat penampakan pentil tete sebesar tutup cangkir nemplok manja di kaca itu. Oh sshiiittt, mending gue cabut deh kepantai, ude mulai gila nih disini!
Lalu tanpa komando apapun, berlarilah saya naik keatas motor bareng si bispak dan cabut dari distro itu ngebut kencang! Si bispak teriak berkata " nyeettt, pelan2 dong gila gue baru nyampe bali!"...

Masih ingin membaca kisah petualangan saya, bispak, luwchu, homban dan fantat? nantikan sub-culture dari magic musrom part 3!

ketik reg spasi raja singa, kirim ke 0361-9979036. Anda bisa berkonsultasi langsung dengan saya, dijamin pengalaman2 musrom yang tidak terlupakan menanti anda.

Ga jelas banget gue, TOT!

Salam biji nyelip,

Mr Elegigeligeli was here.